M. Fariz Thantawy ( Mahasiswa UIN Walisongo)Kegiatan KKN “Peningkatan Produk UMKM

Padangsidimpuan, Sumtengpos – Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (UIN Walisongo) dalam menanggapi masa pandemi COVID-19 melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dimana kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara virtual melalui kegiatan “KKN Back To Village” yang dilaksanakan secara daring 18/11/20.

Kegiatan ini ditujukan bagi mahasiswa UIN Walisongo yang ingin mengabdi kepada masyarakat di kelurahan/desanya masing-masing.
Pandemi Covid-19 memiliki dampak besar terhadap semua aspek dan sektor dikehidupan masyarakat.

Tak terkecuali pada sektor ekonomi. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga pengusaha besar mencoba tetap survive. Bisa bertahan di tengah badai COVID-19 saja sudah bersyukur.

Para pelaku umkm harus memikirkan kembali upaya apa yang akan dilakukan agar membuat bisnis tetap berjalan Tentunya dengan mengerahkan segala jurus agar tidak tergilas dampak pandemi global tersebut.

Dampak COVID-19 terhadap pelaku UMKM juga dialami oleh warga Kelurahan Panyanggar, kecamatan Padangsidimpuan Utara. Kota Padangsidimpuan ,Sumatera Utara tempat dimana Mhd. Fariz Thantawy (salah satu mahasiswa UIN Walisongo) yang melaksanakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dalam pengabdian kepada masyarakat didaerah tersebut.

Di wilayah ini ada banyak sekali pelaku umkm seperti pedagang sembako, warung makan, toko baju, tas, sepatu, toko kuliner, pedagang buah-buahan dan masih banyak lagi.

Hal ini juga sesuai dengan salah satu program kerja yang dilakukan yaitu Sosialisasi cara pemasaran produk secara digital bagi pelaku usaha kecil mikro dan menengah (Umkm) berbasis door to door ditengah pandemi covid-19.

Menurut syurvei yang dilakukan para pelaku umkm diwilayah ini mendapatkan dampak yang cukup besar dari pandemi covid ini, dari mulai anggota keluarga yang kehilangan pekerjaan akibat phk hingga menurunnya jumlah pembeli secara drastis. Hal ini tentulah berdampak pada pendapatan umkm tersebut.

Maka untuk itu perlu dicari strategi yang tepat untuk mempertahankan omzet penjualan agar para pelaku umkm bisa tetap survive ditengah pandemi ini.

“Kurangnya edukasi dan belum termanfaatkannya media sosial sebagai media promosi secara online juga menjadi permasalahan. Bila hal tersebut terus terjadi, pelaku UMKM di Pasar Inpres Sadabuan, Kelurahan Panyanggar akan gulung tikar karena mengalami penurunan omzet pendapatan akibat pandemi” tutur fariz.

Maka dari itu salah satu cara untuk mendongkrak kembali omzet adalah dengan strategi pemasaran digital. Menggunakan kekuatan teknologi, seperti internet dan pengaruh sosial media untuk bangkit meningkatkan penjualan.

Pemasaran digital atau bahasa kerennya digital marketing semakin banyak dipakai perusahaan untuk mengenalkan, mempromosikan, hingga menjual barang atau jasa.

Pemasaran lewat digital seperti ini jauh lebih mudah, murah, dan praktis ketimbang melalui cara-cara konvensional.

Walaupun cara konvensional tidak ditinggalkan, namun porsinya sedikit berkurang. Tergantikan dengan strategi digital marketing. Saat ini, ada banyak pilihan wadah digital marketing yang dapat mereka gunakan sesuai kebutuhan bisnis, khususnya bagi pelaku usaha UMKM.

Saat ini kita tahu bahwa pengaruh sosial media sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan zaman. Apalagi frekuensi masyarakat sekarang lebih sering menggunakan sosial media dalam mencari informasi, berbisnis atau memasarkan produk secara online..

Dalam kegiatan kali ini, pertama dilakukan edukasi mengenai teknik promosi secara tepat dengan memanfaatkan media sosial dan market place. Media sosial yang digunakan yaitu Instagram, Shopee dan serta market place Facebook Pada masa pandemi saat ini, lebih dari 90% pemasaran dilakukan secara online.

Didukung kondisi masyarakat yang lebih banyak berada di rumah sehingga akses internet begitu besar. Kondisi tersebut menjadi peluang untuk meningkatkan penjualan produk secara online.

Kemudian dijelaskan bagaimana strategi penjualan yang kreatif dengan memanfaatkan media sosial. Membuat penawaran yang menarik dengan desain poster atau foto dapat memperkuat nilai dari produk yang kita jual.

Atau bisa juga dengan memberikan penawaran harga (diskon) kepada para pembeli. Jika kita dapat mengembangkan promosi penjualan yang sesuai dengan kebutuhan pembeli di tengah krisis COVID-19 ini, bukan tidak mungkin omzet penjualan umkm di Pasar Inpres Sadabuan dapat terdongkrak dimasa pandemi ini.

Terakhir kita dapat melakukan kolaborasi, Para pelaku umkm di Pasar Inpres Sadabuan ini dapat melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak, misalnya kolaborasi dengan ojek online untuk kebutuhan ekspedisi barang-barang kecil, dan menggunakan perusahaan agen ekspedisi profesional untuk kebutuhan barang-barang yang lebih penting dan jaraknya jauh, atau jika kita ingin lebih hemat kita bisa mengantarkan barangnya langsung untuk jarak yang dekat tanpa dipungut biaya.

Selain itu juga bisa berkolaborasi dengan orang (akun) yang memiliki follower cukup banyak di media sosial. Minta bantuan mereka untuk mempromosikan barang jualan kita di media sosial mereka.

Untuk menghemat biaya promosi, kita dapat melakukan barter sebagai ganti biaya promosi. kita dapat memberikan barang jualan sendiri secara gratis kepada mereka sebagai gantinya mereka mempromosi dagangan kita di sosial media mereka.

Diharapkan dengan adanya program pemberdayaan UMKM melalui pengembangan Digital Marketing diharapkan dapat membantu meningkatkan penjualan produk bagi umkm. Pemasaran secara online menjadi strategi baru di era pandemi ini. Selain itu, pemasaran secara online juga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini